Sejarah selalu berulang, begitulah Al Qur’an menegaskan sebagai pembelajaran bagi manusia. Imam As Suyuthi mendeskripsikan sejarah sebagai pertarungan potensi kejahatan manusia dan potensi kebaikan manusia, keduanya akan dicatat sebagai sejarah. Ekspresi potensi jahat akan dicatat sebagai sejarah kelam, ekspresi potensi kebaikan akan dicatat sebagai sejarah gemilang.
Sejarah, dengan demikian adalah pengulangan peristiwa di masa lalu yang berkaitan dengan perilaku manusia dan dalam pertarungan antara haq dan batil. Lihatlah sejarah Musa dan Fir’aun, sejarah Ibrahim dan Namrud, sejarah Rasulullah dan Abu Jahal. Maka, hari inipun sejarah akan berulang.
Pada zaman para Nabi lahirlah orang jahat yang selalu menghalangi tegaknya agama Allah yang dibawa para RasulNya. Abu jahal adalah salah satu manusia kafir yang menjadi penghalang utama tegaknya Islam. Mustafa Kemal At Taturk adalah manusia jahat yang menghalangi dan bahkan meruntuhkan khilafah Islamiyah di Turki.
Dan kini sejarah terulang, banyak manusia yang mencoba menghalangi tegaknya khilafah di akhir zaman yang telah dijanjikan oleh Rasulullah. Padahal tegaknya kejayaan Islam adalah janji Allah, sementara tegaknya khilafah adalah bisyarah Rasulullah, kabar gembira bagi kaum muslimin.
Ada kita maupun tidak ada kita, khilafah tetap akan tegak. Ada penghalang maupun tidak ada penghalang, khilafah akan tetap tegak. Jadilah para pejuangnya, jangan jadi penghalang, seperti Kemal Attaturk. Dialah manusia jahat yang telah menghancurkan institusi politik Islam.
Mustafa Kemal Attaturk dari Turki. Terlahir dengan nama Mustafa, sementara kata Attaturk dipilihnya sebagai penyempurna kediktatorannya, diktator ala pemimpoin sekuler radikal, Ia manusia besar sekaligus sinting, kata Jules Archer. Ia membakar puluhan warga Yunani dan membuangnya ke laut. Memerintah sebagai diktator mutlak. Menggantung para penentangnya. Sejak kecil wataknya sombong, dingin dan angkuh, ‘Karena agama, Turki tenggelam dalam perbudakan feodalisme’, teriaknya suatu saat.
Mustafa Kamal Attaturk adalah agen Inggris pengkhianat Khilafah. Perilakunya biadab, kejam, tukang mabok dan membangkang agama. Menghapus kekhalifahan, mengusir sang Khalifah, bahkan seluruh keluarga Ottoman diusir. Bagi yang menentang, langsung dibunuhnya. Ia menghapus bahasa Arab dan menutup gereja, menjadikan masjid sebagai lumbung padi.
Kemal Attaturk lahir di Selanik (sekarang Thessaloniki, Yunani), 19 Mei 1881. . Penyakit sirosis hati (liver) yang menggerogoti kesehatannya mengantarkan kepada kematiannya pada tahun 1938 pada usia 57 tahun. Selama hidupnya menjadi pemabok berat. Inilah bapak sekuler turki yang telah berperan dalam kehancuran institusi Islam di Turki.
Mustafa Kemal menggawangi organisasi persatuan dan kemajuan yang melawan dan menjadi oposisi Daulah Ustmani, ia bekerjasama dengan Eropa dalam usahanya menghapus kakhalifahan. Ia berhasil masuk Istambul, kemudian melucuti dan menyingkirkan Abdul Hamid II. Pada tanggal 3 Maret 1924, badan legislatif Turki mengangkat Attaturk sebagai presiden Turki pertama.
Sejarah adalah pelajaran bagi orang-orang yang berakal. Peristiwa tragis yang dialami At Taturk mestinya menjadi pelajaran berharga bagi orang yang berakal bahwa menolak khilafah sama dengan menolak ajaran Islam. Menolak ajaran Islam artinya telah melakukan pembangkangan kepada Allah. Khilafah adalah warisan Rasulullah kepada umatnya agar tetap bersatu, berdakwah dan taat kepada hukum Allah secara kaffah.
Rasulullah tidak pernah mewariskan kapitalisme, karena kapitalisme dimana harta hanya dikuasai oleh segelintir manusia justru dilarang oleh Allah. Rasulullah tidak pernah mewariskan demokrasi, karena kedaulatan hukum di tangan manusia dilarang oleh Allah, sebab Allah lah yang memiliki kedaulatan hukum.
Rasulullah tidak pernah mewariskan komunisme, karena ajaran yang tidak mengakui adanya tuhan jelas dilarang oleh Allah. Allah menegaskan bahwa diriNya adalah Tuhan yang ahad, tidak ada sekutu bagiNya. Ajaran komunisme materialisme adalah pembangkangan nyata atas ketuhanan Allah.
Rasulullah tidak pernah mengajarkan nasionalisme, dimana kecintaan kepada negara melampaui batas hingga hingga mengalahkan cintanya kepada Allah, Rasulullah dan kaum muslimin. Nasionalisme ala Barat lah yang justru telah menjadi faktor utama pemecah belah kaum muslimin di seluruh dunia. Islam jusru mengajarkan persatuan dan persaudaraan, bukan perpecahan dan permusuhan.
Rasulullah tidak mengajarkan sekulerisme, pluralisme dan liberalisme yang dengan jelas telah memporak-porandakan bangunan agama. Islam adalah agama sekaligus jalan hidup bagi keselamatan manusia. Islam adalah integrasi antara ilmu dan nilai, agama dan negara, spiritual dan peradaban. Islam tidak menghendaki kebebasan ala binatang, tapi mengajarkan ketaatan kepada Allah Sang Pencipta. Islam adalah agama benar dan tidak bisa dicampur aduk dengan kebatilan.
Sementara Kemal Attaturk sebaliknya, dia menginginkan demokrasi sekuler ala Barat diterapkan di Turki dan menghapus khilafah yang merupakan representasi politik Islam. Attaturk melakukan sekulerisasi Turki secara membabi buta hingga berusaha melenyapkan Islam.
Attatur bahkan menghendaki kehidupan yang bebas dan liberal ala budaya barat yang serba permisivisme. Bukan hanya sampai disitu, demi kebebasan, Attaturk melarang jilbab, cadar dan simbol-simbol Islam. Semua simbol Islam diganti dengan nasionalisme turki sekuler. Bahasa Arab dihapus diganti bahasa turki, meski dalam azan sekalipun.
Attaturk adalah manusia jahat yang telah menghancurkan Islam di Turki, meski sekarang telah mati. Namun demikian, kemalisme terus berjalan dan menelusuri negeri-negeri muslim lainnya. Meski Attaturk telah mati, tapi menymbahnya kian tumbuh subur di neneri-negeri muslim. Mereka begitu benci dengan syariah Islam dan khilafah, berusaha menghadang kebangkitannya dengan melakukan berbagai tuduhan radikalisme hingga terorisme. Kemalisme ternyata lebih bengis dibanding Kemal Attaturk itu sendiri.
Tapi ingatlah, bahwa makar Allah lebih hebat dibandingkan makar kaum kafir dan munafik atas agama Allah. Sebagaimana nasib tragis kematian Attaturk, begitu pulalah kelak para pembenci syariah Islam dan penfitnah khilafah akan berakhir mengenaskan. Kematian attaturk tidak ditangisi rakyat, namun disyukuri, sebab dia tidak dicintai, namun dibenci.
Siapa yang menjadi pengikut kemalisme, maka Allah akan menghinakannya di dunia dan akherat. Hidupnya akan dibenci oleh umat, sementara kematiannya akan disoraki. Sebab kemalisme akan dicatat sejarah sebagai pengkhianat agama Allah.
Ahmad Sastra
(AhmadSastra, KotaHujan, 14/11/19 : 08.00 WIB)
__________________
Website :
www.ahmadsastra.com
Facebook :
http://facebook.com/sastraahmad