MENUNGGU DETIK-DETIK TERJUNGKALNYA REZIM DURJANA

Oleh : Ahmad Sastra

Al Qur’an menghadirkan fragmen pertarungan antara kebatilan dan kebenaran sebagai sebuah perang abadi yang bisa jadi petunjuk dan pelajaran. Kebenaran selalu mencapai kemenangan dan kebatilan akan dijungkalkan. Sejarah terus berulang, tinggal manusia memilih peran apa dalam perjalanan sejarah ini, apakah pejuang kebenaran atau penghalang. 

Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.(QS. Yunus [12] :111).

Dan Katakanlah: "Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap". Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap (QS Al Isra’ : 81). 

Sejarah para Nabi dan Rasul adalah sejarah dakwah menyeru kebenaran kepada jalan Allah. Dalam perjalanan dakwahnya, Rasul selalu dihadapkan dengan musuh-musuh Allah yang menghalanginya. Sebab kehadiran utusan Allah selalu dibarengi dengan hadirnya musuh penghalang Islam. 

Dan seperti itulah, telah Kami adakan bagi tiap-tiap Nabi, musuh dari orang-orang yang berdosa (durjana) dan cukuplah Tuhanmu menjadi pemberi petunjuk dan penolong.(QS Al Furqan : 31). 

Tak tanggung-tanggung, dalam sejarah dakwah para Nabi, yang menjadi musuhnya adalah rezim penguasa yang zalim dan durjana. Para Nabi selalu dihadapkan dengan sebuah sistem jahiliah yang dipimpin oleh penguasa diktator. Namun sekali lagi, semua rezim durjana dijungkalkan oleh Allah. 

Nabiyullah Ibrahim menghadapi rezim diktator Namrud sebagai musuhnya. Namrud adalah seorang raja yang zalim. Nabi Musa berhadapan dengan rezim durjana fir’aun, penguasa yang sangat digdaya dan pengaruhnya sangat luar biasa, tapi sangat kejam. 
Rasulullah Muhammad harus berhadapan dengan musuhnya yakni rezim abu jahal dan abu lahab. Keduanya adalah tokoh sekaligus penguasa kaum kafir Quraisy. 

Dapat disimpulkan bahwa musuh para nabi adalah penguasa durjana yang memiliki kekuatan. Namun demikian lihatlah, saat Nabi Ibrahim hampir tak bisa menghindar dari siksaan Namrud dengan dibakar hidup-hidup. Allah menolong hamba kekasihNya itu dengan memerintahkan api untuk menjadi dingin. Kami berfirman: "Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim" (QS 21 : 69) 

Namrud sendiri akhirnya binasa disiksa oleh Allah melalui perantara nyamuk yang masuk hidungnya hingga ratusan tahun. Disaat-saat detik-detik para Nabi itu hampir tidak lagi bisa melawan, disaat itu pula rezim durjana dijungkalkan oleh Allah. 

Saat Nabi Musa hampir tak lagi bisa menolong diri dan pengikutnya karena dikejar oleh fir’aun dengan bala tentaranya. Disaat detik-detik paling kritis itulah, Allah memerintahkan Musa untuk memukulkan tongkatnya ke laut. Nabi Musa selamat melewati laut, sementara rezim diktator fir’aun di belakangnya tewas tenggelam. 

Saat Rasulullah dan Abu Bakar dikejar oleh orang-orang kafir Makkah untuk dibunuh, keduanya lantas bersembunyi di gua Jabal Tsur yang sempit. Abu Bakar sempat mencemaskan keselamatan Rasulullah, karena persembunyian keduanya sudah pasti ketahuan. 

Orang-orang kafir telah sepakat hendak membunuh Nabi SAW, Maka Allah SWT memberitahukan maksud jahat orang-orang kafir itu kepada Nabi SAW. karena itu Maka beliau keluar dengan ditemani oleh Abu Bakar dari Mekah dalam perjalanannya ke Madinah beliau bersembunyi di suatu gua di bukit Tsur. Tapi Allah menyelamatkan Rasulullah dan Abu Bakar. 

Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) Maka Sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang Dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu Dia berkata kepada temannya: "Janganlah kamu berduka cita, Sesungguhnya Allah beserta kita." Maka Allah menurunkan keterangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Al-Quran menjadikan orang-orang kafir Itulah yang rendah. dan kalimat Allah Itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (QS 9 : 40).

Karena itu, pengulangan sejarah ini akan terus berlangsung hingga kini. Jika ada rezim durjana dimanapun yang memusuhi agama Allah dan menghalangi dakwah Islam, menghadang tegaknya Islam, apakah atas nama demokrasi sekuler atau komunisme ateis, maka sama saja mereka sedang menjungkalkan diri. 

Maka, wahai rezim durjana di muka bumi, jangan pernah menghalangi tegaknya Islam. Menghalangi tegaknya khilafah Islam, sama dengan menghalangi terbitnya matahari. Saat penguasa makin represif kepada Islam dan kaum muslimin, maka itulah detik-detik terjungkalnya rezim itu. 

(AhmadSastra,KotaHujan,05/04/19 : 08.25 WIB)

_________________________________________
Website : https://www.ahmadsastra.com
Twitter : https://twitter.com/@ahmadsastra1 Facebook : https://facebook.com/sastraahmad FansPage: https://facebook.com/ahmadsastra76 Channel Telegram : https://t.me/ahmadsastraofficial Instagram : https://instagram.com/sastraahmad
Tags

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.